SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO SEBAGAI SEKOLAH PENGGERAK
Pada Juli 2021, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, mengeluarkan keputusan nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak (PSP) adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. PSP berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (Kepala Sekolah dan Guru). Pada tahun ajaran 2021/2022, Kemendikbud menargetkan 2500 sekolah dari 34 Provinsi dan 111 kabupaten/kota mulai jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SLB baik negeri maupun swasta.
Melalui serangkaian tahapan seleksi yang diikuti oleh Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Ibu Wigatiningsih, M.Pd, akhirnya SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo ditetapkan oleh Kemendikbud sebagai sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor: 6555/C/HK.00/2021 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Program Sekolah Penggerak.
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo sejak tahun 2013 melaksanakan Kurikulum 2013. Karena sudah ditetapkan sebagai sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak, maka pada tahun ajaran 2021/2022, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo harus melaksanakan kurikulum Program Sekolah Penggerak bagi siswa kelas X sedangkan kelas XI dan XII tetap melaksanakan Kurikulum 2013.
Pembelajaran di SMA Sekolah Penggerak tidak dipisah-pisahkan menurut program peminatan. Di kelas X, seluruh peserta didik belajar mata pelajaran yang sama dengan di kelas IX. Di kelas XI dan XII, mereka memilih mata pelajaran sesuai minat (bukan memilih program peminatan), bakat, dan aspirasi masing-masing.
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 11 dan 12
Salah satu program Sekolah Penggerak adalah pembelajaran dengan paradigma baru yaitu pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila, melalui kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas. Pembelajaran dilakukan secara intrakurikuler dan kokurikuler.
Peserta didik yang masuk ke SMA Sekolah Penggerak, maka 20-30% dari pembelajaran berupa projek penguatan profil Pelajar Pancasila. Projek ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Pada pelaksanaannya, peserta didik memiliki kesempatan untuk mengupas isu penting dan melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar mereka. Ada 7 tema yang ditentukan Pemerintah untuk penguatan profil Pelajar Pancasila, yaitu:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan 5. Suara Demokrasi
2. Kearifan Lokal 6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
3. Bhinneka Tunggal Ika 7. Kewirausahaan
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
Setiap SMA Sekolah Penggerak dapat memilih 3 tema dalam satu tahun ajaran dan mengembangkan tema tersebut menjadi topik yang lebih spesifik dan kontekstual. Pada awal tahun ajaran 2021/2022 yaitu awal tahun ajaran baru hingga pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS), tema yang diambil oleh SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo adalah Bhinneka Tunggal Ika dengan sub tema Bakti sosial.
Seluruh anggota Komite Pembelajaran telah mengikuti In House Training (IHT) tentang Kurikulum Sekolah Penggerak yang diadakan oleh Kemendikbud selama 10 hari. Setelah itu, anggota komite pembelajaran mendiseminasikan apa yang diperoleh selama mengikuti IHT dengan menjadi narasumber pada IHT sekolah yang diikuti oleh seluruh guru pengajar kelas X.